Cute Rocking Baby Monkey August 2014 | gudang ceritaku
RSS

8.24.2014

DEWI CINTA

Pagi ini langit begitu cerah, warnanya yang kuning kemerahan dihiasi awan yang putih bersih seperti salju di kutub utara. Angin berhembus menyentuh kulit wajahku, bulu kuduku berdiri, bukan karena ada sesuatu yang aneh tapi karena udara pagi ini memang begitu dingin.
Aku bergegas mempersiapkan diriku untuk menempati bangku yang biasanya aku duduki di halte, dan berharap tak seorangpun bertahta di tempat istimewa itu. Ya, ditempat itu aku berharap bisa bertemu dengan seseorang yang begitu mengagumkan dan jarang ditemui di era globalisasi seperti saat ini. Dia adalah seorang pria yang aku pikir idaman semua wanita. Peci yg bertengger menghiasi kepalanya dan tas yang selalu ada ditangan kanannya. Ya dia adalah orang yang belakangan ini mencuri perhatianku.
Senandung nyanyian burung kutilang menemaniku di indahnya pagi ini. Detak jam tangan mengiringi nyanyiannya. Tapi kenapa tak seorangpun yang datang untuk menunggu bis dan melakukan aktifitasnya pagi ini. Padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Bis sekolah pun tak kunjung datang, seharusnya 15 menit yang lalu bis sudah datang. Apa karena pagi ini aku terlalu bersemangat untuk bertemu dengan Wili. Kupandangi lagi jalan raya yang begitu sepi. Daun daun berguguran dan beterbangan. Dan hanya ada satu orang yang melintas didepanku dengan suara merdunya.
"yur.. Sayur !!"
Ya, hanya tukang sayur yang melintas di hadapanku. Aku menunggu dan terus menunggu. Tapi tetap saja sepi. Kutatap arlojiku 07.15. Ada apa dengan pagi ini ? Mengapa begitu aneh. Ku perhatikan lagi lekat lekat arlojiku. Dan di pojok kanan atas tertulis, SUNDAY,6-4-14. Aku melihat diriku dilayar ponsel. Mungkin hanya seorang seles yang memakai seragam berdasi di minggu pagi seperti ini. Kenapa aku bisa lupa kalau hari ini hari Minggu.
Kuputuskan untuk berjalan meninggalkan halte, dan pada akhirnya aku terdampar di pojok taman dan duduk lemah bersandingan dengan para bunga yang ceria pagi ini. Aku terduduk di sebuah kusi panjang, aku pun menengadah ke langit. Kupandangi betapa indahnya hari ini. Tapi apa hatiku juga seperti itu, apa sekarang aku sebahagia langit biru. Kupandangi sekelilingku, ternyata bumi memiliki perasaan yang sama sepertiku. Daun meninggalkan rantingnya. Terombang ambing dibawa angin. Apakah daun sudah tak berjodoh dengan ranting lagi ?
Apakah nasibku dan Wili sama dengan mereka ?
Tuhan, jodohkanlah kami meskipun mungkin saat ini aku dan dia tak bisa bersatu. Aku yakin, suatu hari nanti aku akan menemukan jalannya. Jalan untuk bertemu dengannya walau itu hanya dalam mimpi. Tuhan, ampunilah aku yang selalu saja menghaqapkannya, Yang masih menyimpan rasa padanya. Tak bisakah otak dan hatiku berdamai denganku meski sedetik saja. Kenapa harus Wili, kenapa nama itu tak pernah musnah dari pikiranku. Tuhan, kenapa tak kau ciptakan tombol delete diotakku agar aku bisa dengan mudah menghapus namanya. Semua tanya itu tak ku temukan jawabannya.
Sang surya mulai meninggi, tapi aku tetap saja terpaku di taman yang sekarang suasananya mulai hangat, bahkan menyengat kulitku. Ingin ku beranjak pergi, namun kaki enggan melangkah. Apa aku akan tetap disini sampai sang surya berganti dengan rembulan. Apa aku tetap membatu dan membisu disini meratapi kejadian pagi ini. Tidak, aku akan tetap bersemangat, walau aku gagal bertemu Wili hari ini, setidaknya aku akan melihatnya besok. Aku mengembangkan senyumku dan menyemangati diriku sendiri. Akupun berjalan dengan pasti dan menatap kedepan. Beberapa saat kemudian aku telah sampai di halte bus dan bus langsung mendarat dihadapanku. Saat aku tepat berada didalam bus, hanya ada dua kursi kosong, dengan nafas panjang aku berusaha menghampiri kursi itu sebelum ditempati orang lain dan memaksaku untuk berdiri. Dari pintu belakang bus, nampaknya juga ada seseorang yang meninginkan kursi itu. Aku menarik nafas menyiapkan ancang ancang untuk menempati tahta di bus ini. Dan syukurlah, aku dapatkan satu dari dua kursi itu.
"kursi ini kosong kan" tanya seorang pria dengan suara khasnya.
Aku mengangguk tanpa menatap wajahnya, karena saat ini aku sedang sibuk dengan novel favoritku. Kupasang headphones ditelingaku. Supaya tak kudengar teriakkan tukang asongan yang menjajakan cangcimennya. Dan suara nyanyian pengamen yang sedikit membuat telingaku berdendang. Bukan karena suaranya jelek, tapi karena suaranya yang kurang enak didengar.
"Zahwa ya ?" terdengar suara pria yang memanggilku.
Aku menengok keluar jendela, tapi tak ada orang. Lalu siapa yang panggil aku tadi. Apa hanya halusinasiku. Laki-laki yang sedang duduk disampingku membuka headphones ku.
          "Zahwa" panggilnya. Aku menatapnya.
Ya Allah apa aku mimpi ? Jika aku sedang berada dalam mimpi aku hanya bisa meminta untuk berada pada posisi ini lebih lama lagi. Jika ini bukan mimpi ! ah, mana mungkin. Aku cubit tanganku..
"auu" ucapku sesaat setelah aku mencubit tanganku
" kamu kenapa wa?"
" ehm, gak ada apa apakok" aku melepar senyup padanya.
" kamu bener Zahwa kan?" tanya Willi memastikan namaku.
Aku mengangguk
" aku.. "
" Willi " ucapku memotong pembicaraannya
" kok kamu tau ?"
" iyalah, siapa juga yang gk kenal sama kamu "
Kami pun ngobrol begitu lama. Ternyata Willi yang ini tak seperti yang aku bayangkan. Aku sempat berpikir dia adalah cowok yang begitu galak, tegas dan disiplin. Ternyata setelah ngobrol dengannya sampai saat ini, ternyata dia begitu ramah, lucu dan begitu menyenangkan. Aku merasakan sesuatu yang aneh dengan ku dan Willi. Kami begitu akrab, seakrab teman yang telah lama kenal. Padahal baru sekitar beberapa menit saja kami berkenalan.
Hari ini pun berlalu begitu cepat. Kenangan hari ini tak akan pernah aku lupakan. Senyum Wili akan selalu terukir didalam memoriku. Ku ingat-ingat lagi kejadian hari ini. Apakah semua tentang hari ini akan terulang lagi? Apa esok hari saat aku membuka mata dan menjalani indahnya pagi, Willi akan sama seperti hari ini ataukah dia akan berubah menjadi PRINCE ADAM seorang pangeran berkepala srigala yang ada di film kartun itu ? Entahlah aku tak tau apa yang akan terjadi esok hari.
Sampai pada akhirnya terdengar suara kokokan ayam yang begitu menggelegar. Ternyata semalam aku tertidur dimeja belajar. Ada apa ini ? Kenapa otakku menjadi eror dan tertulis nama Willi dimana-mana. Dengan cepat kupersiapkan semua keperluanku disekolah. Ku cek lagi kalender hari ini untuk memastikan hari ini bukan hari libur nasional. Aku tak mau jadi seles girl lagi karena dipagi yang masih buta sudah memakai seragam berdasi dan duduk dikursi halte.
Tapi kenapa pagi ini aku tak punya semangat untuk menghadapi hari ini. Apa karena aku tak melihat Wili duduk dikursi yang biasanya dia tempati.
10 menit pun berlalu, bus datang menjemputku dan membiarkan ku melangkahkan kaki menginjak lantai yang begitu dingin dan mempersiapkan diriku untuk menempati tahta yang begitu nyaman.
" pagi wa ! " sapa seseorang yang berada disebelahku
" pagi " sambutku dengan senyum yang kuberikan padanya dengan tulus.
Willi, dia ada disini. Jantungku tepacu, darahku melaju begitu jepat, mataku terbelalak. Wili dia masih rama seperti kemarin. Dia tak berubah sedikit pun.
" kayaknya kamu kurang sehat " ucapnya sambil terus memperhatikanku.
" aku gk apa apa kok "
" tapi kamu terlihat pucat" ucapnya cemas
" aku baik baik aja wil, kamu gk usah kawatir gitu "
"kalau kamu ngerasa pusing, bilang aku ya wa "
" kamu kok perhatian banget sih wil ? Makasih yaa "
Wili mengangguk, anggukkannya bersamaan dengan datangnya kami di gerbang sekolah. Dengan langkah pasti aku kuatkan tekatku untuk berusaha bangkit dari kelemahanku. Ya Allah lindungilah aku sampai aku menyelesaikan tugasku menuntut ilmu.
" Wa" Wili memanggilku dengan suara seraknya.
" ini " tambanya lagi sambil menyodorkan sebotol air mineral lengkap dengan kertas berwarna biru bertuliskan "GET WELL SOON Zahwa "
Dia menjinjing tasnya dan melambaikan tangannya kearahku. Aku melayang dibuatnya.
" Wil" teriakanku membuatnya menoleh kearahku.
"makasih" ucapku lagi.
Dia mengacungkan jempolnya dan tersenyum kearahku.

Pagi yang indah telah berganti dengan sore hari yang begitu membuatku merasa nyaman. 16.00 aku baru keluar dari gerbang sekolah. Burung menari diangkasa. Awan putih mengelilingi indahnya dunia. Aku menghembuskan napas panjang, kutarik napas lagi dan kupejamkan mataku. Tuhan, terimakasih untuk hari ini. Ucapku dalam hati.
" Wa kamu ngapain" Wili mengagetkanku dalam lamunan sesaatku. Aku menggeleng dan tersenyum padanya
" nanti aku main kerumahmu ya Wa !" katanya, dia berlalu begitu saja tanpa mendengarkan ucapan setuju dariku.
Mentari mulai terbenam, semburat kemerahannya mulai menghilang. Sekarang rembulan yang telah berkuasa dilangit malam ini.
"assalamualaikum" terdengar suara salam dibalik pintu rumahku.
"waalaikumsalam" jawabku kemudian. Kubuka pintu perlahan. Kulihat Wili membawa sebuah kotak kado besar berwarna biru.
"aku tak ulang tahun hari ini" ucapku polos.
" kamu lihat dong, ini tulisannya kan GWS, bukan WYATB " ucap Wili sama polosnya denganku. Kami tertawa bersama.
Aku menatap indahnya malam ini bersama Wili.
" bintang itu begitu cerah ya wa !" kata Willi
" itu bukan bintang Wil, itu venus, pelanet yang merupakan objek alami tecerah dilangit malam. Venus juga disebut bintang fajar atau bintang senja"
" dewi cinta "
Aku melongo
" venus itu dinamai dari dewi cinta dan kecantikan dalam meteologi romawi. Dan aku berharap, kamu bisa jadi dewi cintaku"
" kamu ngomong apa sih Wil, butuh kekuatan dari dalam untuk mencerna kata katamu "
" aku mau kamu jadi dewi cintaku "
" tapi aku ngak bisa kalau sekarang Wil, masih banyak hal yang harus aku kerjakan"
" aku tak meminta itu sekarang wa, aku akan tunggu kamu 7 sampai 8 tahun lagi "
wili tersenyum. Aku hanya bisa diam memikirkan perkataan Wili.
" apa 7 sampai 8 tahun lagi perasaanmu akan tetap sama " tanyaku
" insyaalah aku akan jaga cintaku untukmu, dan perasaan itu akan tetap sama sampai nanti. Karena kamu dewi cintaku "
 
Copyright gudang ceritaku 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .